Populisme predatoris merujuk pada strategi politik di mana seorang pemimpin atau partai mengklaim mewakili “rakyat” untuk melawan elit yang korup, namun pada kenyataannya
mengeksploitasi keluhan masyarakat untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, melemahkan
lembaga-lembaga demokratis, dan memperkaya diri mereka sendiri atau sekutunya.
Tidak seperti populisme tradisional (yang mungkin mengadvokasi kelompok-kelompok yang terpinggirkan), populisme predatoris bersifat eksploitatif dan mementingkan diri sendiri, yang seringkali mengarah pada otoritarianisme, korupsi, dan kerugian ekonomi.